1.
Mengapa
sering imfor bahan pangan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan mempunyai kekayaan akan
hasil alam yang melimpah, akan tetapi Indonesia ternyata tidak mampu memenuhi
kebutuhan pangan dalam negeri dan pemerintah masih harus mengimpor dari negara
lain. Hal ini disebabkan karena impor selalu jadi jalan terbaik untuk memenuhi
kebutuhan pangan di dalam negeri yang penduduknya semakin lama semakin
meningkat,
Selain itu juga perpindahan komoditas pangan menjadi
tanaman perkebunan semakin marak akibat sulitnya menjual hasil komoditinya
karna harga yang mahal di akibatkan oleh harga pangan imfor yang murah,
demikian juga lahan lahan persawahan yang semkin sedikit untuk di kelola akibat
pembangunan insfratuktur, perumahan dan pertokoan atau perluasan pemukiman
rakyat.
2.
Siapa
petani tanaman pangan
Dilihat
dari kemunduran atau menurunnya hasil pangan itu sendiri, petani tanaman pangan
adalah peteni yang sebagian besar beralih ke tanaman perkebunan, yang mengganti
usahanya seperti padi menjadi tanaman sawit dan tanaman tanaman perkebunan
lainnya, karna tanaman perkebunan lebih menjanjikan dari tanaman pangan yang
harganya semakin murah dan penjualan semakin sulit akibat dikuasai imfor bahan
pangan yang sangat tinggi, dan merugikan sipetani yang membudidayakan tanaman
pangan tersebut, selain itu dari segi perawatan dan saprodi yang semain mahal
dalam berbudidaya.
Selain itu petani beralih dari tanaman pangan dan
hortikultura karena kurang ekonomis. ”Harga komoditas pangan dan hortikultura
tidak menentu. Pemerintah juga cenderung kurang memperhatikan petani-petani
kecil. Wajar jika petani tanaman pangan dan hortikultura beralih profesi
menjadi petani tanaman perkebunan. Fenomena itu terus berlanjut karena tanaman
perkebunan lebih menjanjikan daripada tanaman pangan.
3.
Mengapa
mereka hidup miskin
Karena
dalam perdagangan indonesia hasil dari pertanian untuk sampai konsumen terlalu
banyak nelewati tengkulak atau pengepul maka para tengkulak dan pegedulah yg cederung hidup mewah. Kebijakan pemerintah
menyediakan koperasi tidak begitu efisien karna dalam koperasi tersebut masih
banyak oknum-oknum yang masih saja ingin bermain dalam hasil komoditi para
petani dalam meraup hasil, sehingga para petani terkadang hanya mendapat harga
yang setengah dari hasil komoditinya sendiri, dan tidak mendapat hasil yang
pantas dari usaha mereka sendiri.
Dalam
hal itu juga disebabkan oleh :
1. Pengetahuan
petani masih kurang
2. Pembinaan
pemerintah sangat kurang (di beberapa daerah)
3. Teknologi
pertanian Indonesia belum maju
4. Pengawasan
terhadap harga komoditi lemah
5. Negara
terlalu banyak import komoditi
6. Marketing
oleh petani sangat lemah
4.
Apa
saja kebijakan pemerintah terhadap ini
Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan
hasil komoditi para petani masih saja kurang dan belum pro petani masih saja terjadi
Seperti kelangkaan pupuk, benih, permodalan, irigasi, cuaca, hama, dan aspek
lain yang merupakan mata rantai produksi pertanian.
Pemerintah juga masih menerapkan imfor
swasembada pangan yang dimana jika dikalkulasi Indonesia masih sanggup untuk
mengurangi imfor tersebut, akan tetapi kebijakan kebijakan pemerintah masih
saja mengutamakan imfor daripada memperhatikan kemampuan para petani dalam menghasilkan
pangan tersebut,
Salah satunya dilihat dari
kurangnya perhatian dari dinas-dinas
pertanian dalam mengarahkan para petani dalam mempersiapkan dan mengelola hasil
taninya hingga menghasilkan seperti yang di harapkan para petani tersebut,
seperti dinas-dinas yang bersangkutan juga tidak memperhatikan semakin
meminimnya lahan-lahan warga aibat pembuatan atau pembangunan perumahan atau
pemnukiman yang semakin lama semakin tinggi.
5.
Salah
uruskah
Dilihat dari kinerja para petani dan kepemerintahan dikatakan
bahwa para petani akan melaksanakan kegiatan taninya jika pemerintah juga mau
membantu dalam budidaya pertanian nya seperti penyediaan alat bahan pertanian,
akan tetapi pemerintah seakan tutup mata dalam memperhatikan keadaan para
petani,
Dikatakan pemerintah tidak mengurusi kegiatan para
petani, pemerintah memperhatikan.
Akan tetapi pemerintah tidak sepenuhnya memberikan
pengarahan, perhatian, dan pemberdayaan untuk para petani, jika hal ini terus
menerus terjadi Indonesia tahun 2030 akan terus mengimfor bahan pangan untuk
menutupi kekurangan dalam negri, apalagi dilihat dari keadaan sekarang dan
untuk perubahan nanti jika pasar bebas dimulai maka akan terjadi
pembangunan-pembangunan yang semakin menyempitkan lahan warga akibat pemukiman,
dan akan juga mempermudah para petani dalam berpindah komoditas karna semakin
murah hasil yang ia dapatkan.
6.
Bagaimana
tanggapan anda
Dilihat dari kaejadian kejadian yang di atas,
pertanian Indonesia semakin lama semakin menurun akibat kurangnya kesadaran
pemerintah, SDM, dan para pengendali pertanian seperti lulusan lulusan
pertanian dalam mengelola dan
membangkitkan semangat para petani, untuk terus berkecimbung meningkatkan
produk-produk pertanian terutama bahan pengan yang semakin menurun,
Oleh sebab itu, hal yang pertama yang perlu di
perhatikan dalam meningkatkan hasil pertanian ialah meningkatkan kesadaran bagi
para penerus-penerus bangsa dalam pentingnya tanaman pangan tanpa harus imfor,
Bukan hanya terhadap pemuda penerus, akan tetapi
terhadap masyarakat petani dan pengguna lahan yang ingin menjadikan lahan
pertanian sebagai pemukiman warga.
Kemudian dalam meningkatkan hasil komoditi dan
meminimalisir kemnungkinan melonjaknya imfor swasembada pangan, pemerintah
sangat berperan penting dalam penyediaan alat saprotan untuk para petani,
penyuluhan, penjelasan pengelolaan SDA, SDM untuk pertanian, pelatihan dagang
dan pengelolaan koperasi yang benar tanpa pemampaatan pengetahuan para petani
yang minim dalam informasi taninya.
Jika hal itu teralokasi maka pertanian akan sangat
membantu dalam swasembada pangan lokal dan juga mampu dalam memenuhi kebutuhan pangan
rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar