Jumat, 28 November 2014

Pebedaan USLE, RUSLE, dan MUSLE


1.      Model USLE (Universal Soil Loss Equation)

Menurut (Manetsch dan Park, 1977) Model adalah suatu gambaran abstrak dari sistem dunia nyata (real world system) yang mempunyai kelakuan seperti sistem dunia nyata dalam hal-hal tertentu. Suatu model yang baik biasanya akan menggambarkan dengan baik semua segi-segi yang penting dari kelakuan dunia nyata dalam masalah-masalah tertentu.

Dan USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengan sistem  pertanaman dan  pengelolaan tertentu. Bentuk erosi yang dapat diprediksi adalah erosi lembar atau alur, tetapi tidak dapat memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari erosi parit, tebing sungai dan dasar sungai (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Arsyad, 2000).Wischmeier dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang  umum digunakan untuk menghitung laju erosi adalah metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Selain itu model USLE (Universal Soil Loss Equation) merupakan model prediksi erosi empirik yang paling populer dan secara luas digunakan sebagai referensi/acuan dalam perencanaan konservasi tanah dan air. Model tersebut dikembangkan berdasarkan pengamatan erosi jangka panjang pada skala plot dan dirancang untuk memprediksi erosi rata-rata tahunan dari suatu lahan dengan penggunaan dan pengolahan tertentu. Model USLE disajikan sebagai berikut:

A =  R K L S C P
A   : Jumlah tanah tererosi per unit area (ton/ha/tahun).
R : faktor erosivitas hujan: energi kinetik hujan (E) dikalikan dengan intensitas hujan maksimum selama 30 menit pada curah hujan normal.
K : faktor erodibilitas tanah : laju erosi per-unit indeks erosi hujan untuk tanah yang terus menerus diberakan (diolah bersih menurut lereng dan tidak ditanami) dengan kemiringan lereng 9% dan panjang lereng 22 m.
L : faktor panjang lereng : rasio erosi tanah dari plot erosi dengan panjang  lereng tertentu terhadap erosi tanah dari plot erosi dengan panjang lereng 22 m, jenis tanah dan pengelolaan yang identik.
S : faktor kemiringan lereng : rasio erosi tanah dari plot erosi dengan kemiringan lereng tertentu terhadap erosi dari plot erosi dengan kemiringan 9% dan pengelolaan yang identik.
C : faktor tanaman dan pengelolaan : rasio erosi dari erosi dengan tanaman dan pengelolaan tertentu terhadap erosi dari plot erosi yang diolah bersih dan diberakan.
P : faktor tindakan konservasi tanah : rasio erosi dari plot dengan tindakan konservasi tertentu terhadap erosi dari plot erosi yang ditanami secara baris menurun lereng.

Pada hakikatnya USLE dikembangkan sebagai alat perencanaan konservasi tanah (soil conservation plainning tool). Namun karena belum adanya model prediksi erosi skala DAS maka model ini tetap digunakan untuk memprediksi erosi DAS tanpa dibarengi modifikasi yang berarti.

2.      Metode RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation)

RUSLE adalah suatu model erosi yang didesain untuk memprediksi besarnya erosi tahunan yang direvisi atau penyempurnaaan oleh para ahli konservasi tanah amerika karna semakin banyaknya data yang di hasilkan dari penelitian dan percobaan yang berujung dengan dikembangkannya RUSLE akan tetapi RUSLE ini masih mempertahankan struktur dasar persamaan USLE. Dan oleh aliran permukaan dari suatu bentang lahan berlereng (field slope) dengan tanaman dan sistem pengelolaan tertentu. RUSLE telah digunakan juga untuk memprediksi besarnya erosi dari  padang rumput (rangelands) dan lahan nonpertanian seperti lahan untuk bangunan.

3.      Metode MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation)

Metode MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) Merupakan sebuah metode yang digunakan untuk menduga laju sedimentasi yang  merupakan metode yang dikembangkan dari metode yang sudah ada sebelumnya yakni metode USLE (Universal Soil Loss Equation).   Metode MUSLE dapat menduga laju sedimentasi dengan cukup baik.   MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan sebagai  trigger penyebab terjadinya erosi melainkan menggunakan faktor limpasan permukaan sehingga MUSLE tidak memerlukan faktor sediment delivery ratio (SDR). Faktor limpasan permukaan mewakili energi yang digunakan untuk  penghancuran  dan pengangkutan sedimen.

Dan Metode MUSLE digunakan untuk menduga  besarnya erosi yang terjadi di suatu Sub DAS dengan berbagai jenis penutupan lahan. Metode MUSLE berbeda dengan metode USLE dalam menduga besar erosi yang terjadi. Metode MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan sebagai faktor penentu besarnya erosi, namun faktor limpasanlah yang menentukan besarnya erosi.

Data limpasan yang digunakan sebagai input dalam metode MUSLE  diperoleh dari hasil optimasi aplikasi model tangki. MUSLE merupakan modifikasi dari model penduga erosi Universal Soil Loss Equation (USLE) yang merupakan model empiris yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas Penelitian Pertanian, Departemen Penelitian Amerika Serikat (USDA) bekerja sama dengan Universitas Purdue pada tahun 1954.

Data yang dibutuhkan pada perhitungan Metode Musle tidak jauh berbeda dengan Metode Usle yaitu Faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, faktor kelerengan, faktor kemiringan lereng, faktor penggunaan lahan, dan faktor konservasi tanah. Namun dalam Metode Musle diperhitungkan penggunaan faktor energi hujan sebagai pemacu penyebab terjadinya erosi.