1. Model USLE (Universal Soil Loss Equation)
Menurut
(Manetsch dan Park, 1977) Model adalah suatu gambaran abstrak dari sistem dunia
nyata (real world system) yang mempunyai kelakuan seperti sistem dunia nyata
dalam hal-hal tertentu. Suatu model yang baik biasanya akan menggambarkan
dengan baik semua segi-segi yang penting dari kelakuan dunia nyata dalam
masalah-masalah tertentu.
Dan
USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi tanah
dalam jangka waktu panjang dari suatu areal usaha tani dengan sistem pertanaman dan pengelolaan tertentu. Bentuk erosi yang dapat
diprediksi adalah erosi lembar atau alur, tetapi tidak dapat memprediksi
pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari erosi parit, tebing
sungai dan dasar sungai (Wischmeier dan Smith, 1978 dalam Arsyad,
2000).Wischmeier dan Smith (1978) juga menyatakan bahwa metode yang umum digunakan untuk menghitung laju erosi
adalah metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Selain itu model USLE
(Universal Soil Loss Equation) merupakan model prediksi erosi empirik yang
paling populer dan secara luas digunakan sebagai referensi/acuan dalam
perencanaan konservasi tanah dan air. Model tersebut dikembangkan berdasarkan
pengamatan erosi jangka panjang pada skala plot dan dirancang untuk memprediksi
erosi rata-rata tahunan dari suatu lahan dengan penggunaan dan pengolahan
tertentu. Model USLE disajikan sebagai berikut:
A = R K L S C
P
A : Jumlah tanah tererosi per unit area
(ton/ha/tahun).
R
: faktor erosivitas hujan: energi kinetik hujan (E) dikalikan dengan intensitas
hujan maksimum selama 30 menit pada curah hujan normal.
K
: faktor erodibilitas tanah : laju erosi per-unit indeks erosi hujan untuk
tanah yang terus menerus diberakan (diolah bersih menurut lereng dan tidak ditanami)
dengan kemiringan lereng 9% dan panjang lereng 22 m.
L
: faktor panjang lereng : rasio erosi tanah dari plot erosi dengan panjang lereng tertentu terhadap erosi tanah dari
plot erosi dengan panjang lereng 22 m, jenis tanah dan pengelolaan yang
identik.
S
: faktor kemiringan lereng : rasio erosi tanah dari plot erosi dengan
kemiringan lereng tertentu terhadap erosi dari plot erosi dengan kemiringan 9%
dan pengelolaan yang identik.
C
: faktor tanaman dan pengelolaan : rasio erosi dari erosi dengan tanaman dan pengelolaan
tertentu terhadap erosi dari plot erosi yang diolah bersih dan diberakan.
P
: faktor tindakan konservasi tanah : rasio erosi dari plot dengan tindakan konservasi
tertentu terhadap erosi dari plot erosi yang ditanami secara baris menurun
lereng.
Pada
hakikatnya USLE dikembangkan sebagai alat perencanaan konservasi tanah (soil
conservation plainning tool). Namun karena belum adanya model prediksi erosi
skala DAS maka model ini tetap digunakan untuk memprediksi erosi DAS tanpa dibarengi
modifikasi yang berarti.
2. Metode RUSLE (Revised Universal Soil Loss Equation)
RUSLE
adalah suatu model erosi yang didesain untuk memprediksi besarnya erosi tahunan
yang direvisi atau penyempurnaaan oleh para ahli konservasi tanah amerika karna
semakin banyaknya data yang di hasilkan dari penelitian dan percobaan yang
berujung dengan dikembangkannya RUSLE akan tetapi RUSLE ini masih mempertahankan
struktur dasar persamaan USLE. Dan oleh aliran permukaan dari suatu bentang
lahan berlereng (field slope) dengan tanaman dan sistem pengelolaan tertentu.
RUSLE telah digunakan juga untuk memprediksi besarnya erosi dari padang rumput (rangelands) dan lahan
nonpertanian seperti lahan untuk bangunan.
3. Metode MUSLE (Modified
Universal Soil Loss Equation)
Metode
MUSLE (Modified Universal Soil Loss Equation) Merupakan sebuah metode yang
digunakan untuk menduga laju sedimentasi yang merupakan metode yang
dikembangkan dari metode yang sudah ada sebelumnya yakni metode USLE (Universal
Soil Loss Equation). Metode MUSLE dapat menduga laju sedimentasi
dengan cukup baik. MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan
sebagai trigger penyebab terjadinya erosi melainkan menggunakan faktor
limpasan permukaan sehingga MUSLE tidak memerlukan faktor sediment delivery
ratio (SDR). Faktor limpasan permukaan mewakili energi yang digunakan
untuk penghancuran dan pengangkutan sedimen.
Dan
Metode MUSLE digunakan untuk menduga besarnya erosi yang terjadi di suatu
Sub DAS dengan berbagai jenis penutupan lahan. Metode MUSLE berbeda dengan
metode USLE dalam menduga besar erosi yang terjadi. Metode MUSLE tidak
menggunakan faktor energi hujan sebagai faktor penentu besarnya erosi, namun
faktor limpasanlah yang menentukan besarnya erosi.
Data
limpasan yang digunakan sebagai input dalam metode MUSLE diperoleh dari
hasil optimasi aplikasi model tangki. MUSLE merupakan modifikasi dari model
penduga erosi Universal Soil Loss Equation (USLE) yang merupakan model empiris
yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas
Penelitian Pertanian, Departemen Penelitian Amerika Serikat (USDA) bekerja sama
dengan Universitas Purdue pada tahun 1954.
Data
yang dibutuhkan pada perhitungan Metode Musle tidak jauh berbeda dengan Metode
Usle yaitu Faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, faktor
kelerengan, faktor kemiringan lereng, faktor penggunaan lahan, dan faktor
konservasi tanah. Namun dalam Metode Musle diperhitungkan penggunaan faktor
energi hujan sebagai pemacu penyebab terjadinya erosi.